Satu lagi kertas kerja yang dikongsikan dalam ICTAC 2017 di UUM. Terima kasih kepada para peserta dan urusetia yang memastikan semua bahan dapat dikongsi dan disebarluaskan.
KONSEP KONSELING BERBASIS PETUALANGAN (ADVANTURE BASED
COUNSELING)
Oleh
Nandang Rusmana
Universitas Pendidikan Indonesia
1. Pengertian
Konseling
berbasis petualangan di alam terbuka dikembangkan dari konsep konseling
berbasis pengalaman (experial based counseling). Petualangan merupakan bentuk kegiatan yang menawarkan
pengalaman melalui permainan dan juga
dapat berupa kegiatan pembelajaran yang bersifat menantang (Rohnke dalam Gillis & Shoffner, 2001).
Konseling
berbasis pengalaman atau konseling berbasis petualangan (Glass & Shoffner, 2001: Glass, 2004,)
sering juga disebut dengan berbagai
istilah, seperti :Wilderness therapy,
adventure-based therapy (Newes, 2001), Camp counseling (Mitchell & Mejer,
1983), dan wilderness adventure therapy (Weston Tinsley, 1999); therapeutic adventure
programs (Gass & Gillis, 1995): merupakan suatu cara membentuk yang dilakukan dengan mengombinasikan aktivitas
atau pengalaman yang menantang dengan
pendekatan konseling yang telah
ada secara tradisional.
2.
Latar Belakang Sejarah
Ada tiga tokoh utama yang menjadi latar belakang sejarah
yang mewarnai perjalanan perkembangan konseling berbasis petualangan, yakni :
· Kurt
Hahn, (1940) yang mengembangkan konsep outbond training
· Kelly
dan Baer (1968), mengembangkan program outbound selama 21 hari untuk narapidana
remaja
· Berman
(1994), mengembangkan camp dan out bound training bagi para penderita TBC
3. Karakteristik
Menurut Kimbell
dan Bacon (Newes, 2001) ada sejumlah karakteristik yang melekat pada
proses konseling petualangan, yakni :
· Menggunakan
berbagai bentuk treatment (multiple treatment formats)
· Berpusat pada kelompok (group focus)
· Memproses sesuatu (prosessing)
· Kegiatan-kegiatannya bertahap (sequencing of activities)
· Resiko terukur (perceived risk)
· Dilakukan pada lingkungan yang asing (unfamiliar
environment)
· Menantang dengan pilihan (challenge by choice)
· Menetapkan konsekuensi secara konkrit (provision of concrete consequences)
· Menentukan tujuan (goal setting)
· Membangun kepercayaan (trust building)
· Menyenangkan(enjoyment)
· Mencapai pengalaman puncak (peak experience).
4. Tujuan
Tujuan utama konseling
berbasis pengalaman adalah terjadinya transfer pengalaman ke dalam
pola-pola perilaku yang akan diubah
(Gillis & Shoffner. 2001).
5. Manfaat
Manfaat yang
dapat di ambil dari proses konseling berbasis petualangan diantaranya adalah :
· Perubahan sikap ke arah yang lebih baik
· Peningkatan kemandirian
· Keterampilan hidup
· Perubahan self-concept yang
positif bagi penderita gangguan perkembangan peningkatan citra diri (self-image)
· Melatih tanggung jawab
· Ajang belajar bersama bagi orang-orang yang mengalami berbagai ketunaan, kecanduan
alcohol dan obat terlarang, dsb.
· Memberikan kepuasan hidup yang lebih besar dalam proses
penyembuhan bagi penderita kecanduan
· Adanya peningkatan self-efficacy, self-confidence, dan pengembangan social skil (Kennedy &
Minami; stuckey & Barkus; dan Carter & Foret in Herbert, 1996)
6. Proses Konseling
Ada tiga langkah
utama yang berkait dengan proses konseling yakni :
a. Tahap
Persiapan
Dalam
melaksanakan persiapan konseling konseling berbasis pada petualangan digunakan APPLE
Facilitation Model yang dikembangkan oleh Berg (1987).Dalam APPLE
Fasilitation Model ini terdapat lima tahapan kegiatan yakni penimbangan
(Assess),perencanaan (Plan), persiapan (Prepare),
pelaksanaan (Lead), danpenilaian (Evaluate).


b. Tahap
Pelaksanaan
Dalam
tahap pelaksanaan menggunakan langkah-langkah konseling kelompok dari Gladding
(1995) yang mengacu pada empat langkah utama, yakni : (1) langkah awal (beginng a group); (2) langkah transisi (the trasition stage in a group); (3)
langkah kerja (the working stage in a
group); dan (4) langkah terminasi (Termination
of a group). Secara singkat digambarkan dalam diagram berikut.


c.
Evaluasi/Asesmen
·
Glass
& Gillis (1995) mengemukakan sebuah model bertahap dalam melakukan asasemen
untuk memahami berbagai isu seputar klien (peserta) dalam konseling berorientasi
petualangan. Model asasement tersebut dinamakan CHANGES, yang merupakan akronim
dari Context; Hypothesizing; Action that is novel; Generating; Evaluation,
and Solutions.
·
Tahapan-tahapan
CHANGES di fokuskan pada pemerolehan informasi untuk mengembangkan terjadinya
pengubahan prilaku fungsional (Glass & Gillis . 1995).
Rujukan :
Gladding, Samuel T. 1995. Group work : A
counseling Specialty: Second edition. New Jarsey: Merril an Imprint of Prentice Hall.
Gass, M.A & Gillis, H.L. 1995.
CHANGES: An Assessment Model Usng Adventure Experience. Journal of Experiential Education, 18 (1), 34-40. (Online).
Tersedia :http://leegillis.com/AT/PDF/.
Diakses 5 Maret 2005.
Glass, J.S & Shoffner, M.F. 2001.
Advanture based counseling n schools. Journal of professional school counseling. October 2001. (online).
Tersedia : http//www.findarticle.com/p/articles/ Diakses 5 Maret 2005.
time to go home
alor pongsu - kl